20150920

Karakter yang Akan dibentuk melalui Kurikulum Pendidikan Nasional



Ketika sebuah bangsa mengalami keterpurukan dalam berbagai segi kehidupan berbangsa dan bernegara, ramai-ramai orang "menuduh" pada buruknya / rendahnya  karakter bangsa sebagai biang-keroknya. Karakter bangsa yang buruk / rendah bisa terjadi ketika individu-individu masyarakat bangsa tersebut memiliki karakter yang buruk / rendah. 
Karakter individu-individu masyarakat yang buruk/rendah ( sedikit/banyak ) dipengaruhi oleh kualitas pendidikan nasional bangsa itu. Banyak yang mengatakan bahwa kondisi bangsa dan negara Indonesia saat ini, tidak terlepas dari "campur tangan" pendidikan nasional dulu dan kini yang menghasilkan generasi bangsa dengan karakter yang terlihat saat ini dan nanti.
Untuk itu Kementerian Pendidikan Nasional merumuskan beberapa nilai karakter yang terkandung dalam Kurikulum Pendidikan Nasional. 
Setidaknya ada 18 nilai-nilai dalam pendidikan karakter menurut Diknas yang menjadi fokus dalam pendidikan dan pengajaran di sekolah-sekolah mulai dari tingkat dasar sampai tingkat menengah bahkan perguruan tinggi. Beberapa nilai-nilai itu adalah:

1. Religius 
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. 

2. Jujur 
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 

3. Toleransi 
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. 

4. Disiplin 
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 

5. Kerja 
Keras Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 

6. Kreatif 
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 

7. Mandiri 
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. 

8. Demokratis 
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. 

9. Rasa Ingin Tahu 
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. 

10. Semangat Kebangsaan  
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. 

11. Cinta Tanah Air 
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. 

12. Menghargai 
Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. 

13. Bersahabat/Komunikatif 
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. 

14. Cinta Damai  
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. 

15. Gemar Membaca 
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. 

16. Peduli Lingkungan 
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. 

17. Peduli Sosial 
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. 

18. Tanggung Jawab  
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Inilah 18 macam karakter baik yang hendak ditanamkan kepada generasi penerus bangsa melalui pendidikan formal di sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta. Alangkah indahnya apabila 99 % generasi kita ke depan  memiliki 18 karakter tersebut dalam kehidupannya.

Tips Mendidik Anak " Sulit "

Kalau punya mesin motor atau mesin mobil yang bandel, pasti semua orang akan merasa senang dan bangga. Tapi..kalo yang bandel adalah anaknya maka itu yang paling tidak disukai dan paling tidak diingini oleh sebagian besar dari orang tua.
Anak bandel, anak sulit diberi pengertian, anak susah diatur dan susah-susah lainnya merupakan masalah yang banyak dihadapi oleh para orang tua , sampai-sampai mereka ( para orang tua ) sudah merasa frustasi dengan "kelakuan" anak nya.
Apalagi ketika mereka mendapati kenyataan bahwa anak-anak mereka termasuk dalam kategori anak lumayan sulit, anak sulit serta anak sangat sulit ( seperti : superaktif, impulsif, sulit konsentrasi, tidak disiplin, tidak peduli, keras kepala, susah beradaptasi dan beberapa ciri lainnya ).

Bila anak Anda termasuk dalam salah satu kategori seperti di atas jangan bersedih dan gak usah cemas...pasti ada solusinya .
Beberapa hal berikut mudah-mudahan  dapat membantu  Anda agar menjadi lebih siap dan mampu menghadapi anak-anak seperti ini dengan cara bijak ( Stanley Turecki ).

Pertama, anak sulit adalah anak normal.
Dimana secara emosional anak tersebut tidak mengalami gangguan, tidak sakit jiwa, juga tidak mengalami kerusakan otak. Yang jelas anak sulit, adalah hal yang normal.

Kedua, Anak sulit terlahir dari pembawaan.
Semua perilaku anak adalah temperamen bawaan. Bukan salah anak dan juga bukan salah ibu mengandung, bukan salah kedua orangtua yang menjadi lantaran mereka terlahir di dunia ini. Pahami bahwa, apa yang tidak kita sukai bisa jadi itulah yang terbaik bagi anda saat ini dan nanti

Ketiga, Anak sulit susah diasuh.
Kesulitan hampir pasti ada pada diri semua anak ( bahkan anak yang masuk kategori sangat mudah sekalipun ). Dan keberadaan orangtua justru diperlukan oleh anak-anak untuk mengatasi kesulitan mereka.

Keempat, anak sulit tidak bisa disamaratakan.
Setiap anak sulit memiliki tingkat kesulitan yang berbeda satu sama lain, sehingga Anda sebagai orangtua tidak bisa serta merta mengeneralisasikannya dengan anak-anak sulit lainnya.

Kelima, anak sulit bisa membuat anak anda sangat emosional.
Pada titik tertentu ada saat di mana anda merasa sangat emosional, marah, jengkel , merasa bersalah bahkan sedih bercampur aduk jadi satu . Pada saat seperti itu, alihkan ingatan anda bahwa mereka adalah anak-anak menyenangkan dan membahagiakan.

Keenam, anak sulit ( bisa ) membuat kehidupan perkawinan/rumah tangga terganggu.
Masalah dalam rumah tangga akan selalu menyedot energi dan perhatian setiap anggota keluarga. Tak terkecuali masalah anak-anak. Namun percayalah Anda bahwa apapun yang terjadi pada diri-anak-anak kita adalah anugerah Yang Maha Kasih. Anda hanya perlu bersyukur dan interospeksi diri.

Nah, agar Anda lebih siap dan mampu secara bijak membimbing anak-anak yang termasuk kategori sulit tersebut, ada beberapa hal yang perlu anda lakukan. Antara lain :
  • Yakinilah bahwa anak adalah anugerah/amanah  dari Tuhan yang dititipkan kepada Anda dan pasangan Anda. Tugas Anda dan pasangan adalah mendidik mereka agar menjadi lebih baik. Dan jika Anda berhasil mendidik mereka menjadi lebih baik, maka anugerah yang lebih besar akan Anda dapatkan dari Tuhan. Dalam agama Islam anak yang baik ( anak sholeh ) menjadi amal jariyah yang tidak ada putusnya walaupun kita sudah mati.
  • Bangun komunikasi yang baik di antara Anda, pasangan Anda , anak-anak Anda serta keluarga dan kerabat dekat.
  • Perbanyak membaca buku referensi yang berkaitan dengan permasalahan seputar cara-cara mendidik anak
  • Introspeksi diri ketika mendapati kenyataan bahwa anak anda termasuk dalam kategori “anak sulit”
  • Bangunlah “suasana sejuk" / menyenangkan di dalam rumah tangga. Jika Anda dari keluarga muslim akan sangat bagus jika setiap hari Anda, pasangan Anda dan anak-anak mengaji / membaca Al Qur’an bersama-sama. Putarlah musik-musik yang bernuansa agamis.

Jenis-Jenis Kompetensi yang Harus dimiliki oleh Pendidik dan Pengajar

from: slideshare.net

Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia memerlukan kerjasama yang bagus baik antara  guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, pemerintah dan masyarakat dalam  satu kesatuan yang memiliki kesamaan visi dan misi. Guru sebagai ujung  tombak utama bagi percepatan peningkatan kualitas pendidikan, dituntut  untuk menjadi seorang professional

Agar seorang guru layak disebut sebagai guru professional maka mereka harus memiliki 4 kemampuan dasar dan komponen penting yang dikenal  dengan istilah kompetensi guru. 
Dalam penjelasan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar  Nasional Pendidikan [ SNP ], ada empat  jenis kompetensi Guru sebagai pendidik dan pengajar , yaitu  meliputi : 

1. Kompetensi Pedagogik,
Yaitu kemampuan seorang guru dalam pengelolaan peserta didik, yang meliputi kompetensi :
  • Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
  • Pemahaman terhadap peserta didik
  • Pengembangan kurikulum / silabus
  • Perancangan pembelajaran
  • Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
  • Evaluasi hasil belajar
  • Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya
2. Kompetensi Kepribadian, Yaitu kemampuan seorang guru untuk memiliki suatu kepribadian yang :
  • Mantap
  • Stabil
  • Dewasa
  • Arif dan bijaksana
  • Berwibawa
  • Berakhlak mulia
  • Bisa menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat
  • Mengevaluasi kinerja sendiri
  • Mengembangkan diri secara berkelanjutan
3. Kompetensi Sosial, Yaitu kemampuan seorang guru dalam bersikap  sebagai  bagian dari masyarakat untuk mampu :
  • Berkomunikasi lisan dan tulisan
  • Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional
  • Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga  kependidikan, orangtua / wali peserta didik
  • Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar
4. Kompetensi Profesional, Yaitu kemampuan guru yang berkaitan dengan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi :
  • Penguasaan Konsep, struktur, dan metode keilmuwan / teknologi / seni yang menaungi [ kohern ] dengan materi ajar-materi ajar yang ada di dalam kurikulum sekolah
  • Hubungan konsep antar matapelajaran terkait
  • Penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari
  • Kompetisi secara professional dalam konteks global